Jumat, 11 April 2008

teori william james

william james "Pragmatisma"



William James (1842-1910), mungkin adalah filsuf dan psikolog Amerika yang paling berpengaruh, dilahirkan di kota New York , tetapi menghabiskan masa kecilnya di Eropa.
Pendidikan dasarnya tidaklah biasa dan berganti-ganti, dikarenakan seringnya berpindah dari satu kota ke yang lain dan juga keinginan ayahnya agar dia lebih berkembang. Dia melewatkan masa pendidikannya disekolah umum dan dari guru bimbingan pribadinya di Swiss, Prancis, Inggris dan Amerika. Selama thun-tahun itu, dia hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan di sekolah sebenarnya. Setelah mendalami seni selama beberapa tahun, dia menyadari bahwa seni bukanlah bidangnya; dan pada tahun 1861 dia masuk ke Lawrence Scientific School di Cambridge, yang memberikan karir di bidang sains dan koneksi dengan Universitas Harvard yang terus berlangsung seumur hidupnya.

Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi mengajar filsafat. Dia adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern yang sangat berpengaruh. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.

William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.

Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.

Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya. Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan keprcayaannya akan tujuan dasar pendidikan sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang lebih sempurna.

Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.

Sumbangan James yan paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James mengtakan:

“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”

Dalam pembahasan mengenai metode susunan kebiasaan, James memberikan 4 atauran dasar:

1. Lengkapi dirimu dengan kekuatan dan ambillah keputusan seepat mungkin.
2. Tidakada pengecualian dalam kesempatan sampai kebiasaan baru telah tertanam dihidupmu.
3. Ambilah kesempatan yang paling pertama saat menambil tindakan.
4. Jagalah kebiasaan itu agar tetap ada dengan memberikan dorongan kecil setiap hari.


Pragmatisma

William James

Di Amerika Serikat terdapat bentuk dari filsafat empiris dan ekperimen yang paling tepat disebut sebagai Pramatism. Kita akan membahas pandangan mengenai hal itu.

Untuk tujuan itukita akan merujuk kepada bahan pembelajaran Lowell,karya William James yangterkenal, yang diterbitkan dengan judul Lectures on Pragmatism(Mempelajari Pramatisma).Tetapi sebelum itu, kita akan menandai satu poin penting, yaitu kita tidak membahas keseluruhan pemikirannya.Sebaliknya, kita akan melihat bagaimana ketidak adilan yang didapatkan pemikir besar Amerika ini yang bukunya kita jadikan sumber ide yang berharga.

Menurut James, pragmatisma adalah teori yang sesuai dengan keinginannya, atauleih tepatnya, sebua “metode”. Yang tidak untukdibandingkan dengan pemahaman religius ataupun filsafat yang mencoba memberikan penjelasan dan pengarahan didalam hidup. Pragmatisma, berdasarkan pendapat James, adalah bersifat radikal empiris, bukan kealamian. Didalam bukunya dia mengatakan: “ Tidak ada yang baru dari metode pragmatisma”. Pramatisma mewakili “ sifat-sifat empiris”. “dan diwaktu yang sama pragmatisma ada bukan untuk memberikan hasil yang istimewa, melainkan hanyalah sebuah metode”. “Pragmatisma tidak memiliki doma, dan doktrin didalam metodenya”. “Tidak ada hasil yang berbeda, lebih lanjut lagi, tetapi hanyalah sifat-sifat pemahamanlah yang dimaksudkan dari metode pragmatisma”. Sifat-sifat seperti melihat sesuatu sebagaimana adanya, dasar-dasar, “kategori”, pengenalan keinginan; dan melihat jauhke belakang, sebab-akibat dan fakta.”

Pragmatisma merupakan anthropocentis murni, dengan alas an itu pulahla dipakai kata humanisme untuk menggambarkan pramatisma. Menurut Kantian, pragmatisma adalah humanisme selama tidak mewakili kemampuan berpikir didalam dunia nyata. Sedangkan, menurut Kant, dengan pemahaman dan pemikiran yang lebih jernih, mempercayai kemampuan pemikirian dalam menciptakan gambaran tetap dari bumi (apapun yang menjadi dasarnya),pragmatisma menolak pandangan itu. “Adalah Schilcore (pelopor filsafat pragmatisma) yang menyadari adanya inti dari kenyataan yang dapat dirasakan. Keliatannya sama dengan pandangan Kant, tetapi diantara keduanya ada pemisah yaitu perbedaan mendalam antara rasioanlisme dan empirisme.

BErdasarkan hal itulah, semua ketertarikan dan alasan pribadi, dan pemikiran murni dari idealisme Hegel dapat kita katakan tidaklah ada. Alasan tidak menciptakan fakta; hanyalah memberi perintah dan mengelompokkan fakta. Seperti halnya saya menyatakan sesuatu itu benar, dan saya terus menyatakannya sampai sesuatu itu menjadi lebih dari sekedar alasan; Saya menyatakannya dengan pemikiran yang mengingatkan saya akan hubungannya dengan apa yang saya lakukan dan pikirkan.

Jalan pemikiran seperti ini, tentu saja, memerikan perhatian khusus teradap masalah yang terdapat pada teori pengetahuan, dan pemikiran lain seperti kebenaran dan kegagalan mendapatkan makna yang berbeda dari paham idealis maupun popular. Perbedaan mendasar antara benar dan salah terdapat pada pelaksanaannya. Suatu pemikiran itu benar jika pemikiran itu berguna, dan salah bila tidak dapat digunakan.

Menurut James, penilaian dan hukuman adalah penuntun sedehana dari tingkah laku, sehingga pemikiran akan norma kita tidak bersifat selamanya; lebih kepada menyesuaikan teradap situasi. Dampaknya, perbedaan antara penilaian fakta dan penilaian harga serta perbedaan antara alasan teoris dan alasan praktikal menghilang. Kata-kata “benar”dan “nyata” menyatakan bentuk dari nilai perasaan ketidakbergunaan; dan kata “baik” adalah sebuah penyamaran. Ini adalah bukti dimana James secara tidak sadar membenarkan pendapat Nietzche mengenai kekacauan pemakaian teori norma primordial.

Dampak lainnya adalah, nilai iman kita tidak memerikan bukti mengenai dunia secara keseluruhan; sesuatu benar menurutku jika itu berguna, seperti halnya kebebasan lebih beruna dari pada determinasi. Yang terakhir menghalangi kegiatanku, yang pertama memberi sayap kepadanya. Itulah sebabnya, sifat-sifat iman, atau “keinginan untuk percaya”, yang nantinya diubah oleh James menjadi “Hak untuk percaya”, adalah sebuah mesin kemajuan. Para materialitis harus disalahkan, bukan karena mereka salah, tetapi karena mereka tidak mengasilkan, atau dengan kata lain tidak memberikan hasil yang berguna seperti halnya para idealis, yang mungkin saja salah, tetapi dapat memberikan bukti mengenai kemampuannya memberikan bahan baker yang dibutuhkan oleh sebuah mesin kemajuan.

Tidak ada komentar: